Selasa, 06 September 2011

batik jogja


Batik merupakan salah satu kebanggaan Bangsa Indonesia yang memiliki berbagai macam motif dan corak yang khas pada setiap daerah produsen batik.
Berikut adalah macam-macam batik :
  1. Batik Jawa Tengah
    1. Batik Pekalongan
    2. Batik Semarang
    3. Batik Solo
    4. Batik Yogyakarta
Batik Solo
Laweyen adalah salah satu sentral Batik di Solo. Kampung ini Tentunya ada banyak sekali sejarah yang tertinggal di kapung ini dan menjadi icon Batik Solo.

Dari kerjaan-kerajaan di Solo dan Yogyakarta sekitanya abad 17,18 dan 19, batik kemudian berkembang luas, khususnya di wilayah Pulau Jawa. Awalnya batik hanya sekadar hobi dari para keluarga raja di dalam berhias lewat pakaian. Namun perkembangan selanjutnya, pleh masyarakat batik dikembangkan menjadi komoditi perdagangan.
Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”
Batik merupakan hasil karya seni tradisional yang banyak ditekuni masyarakat Laweyan. Sejak abad ke-19 kampung ini sudah dikenal sebagai kampung batik. Itulah sebabnya kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung juragan batik yang mencapai kejayaannya di era tahun 70-an. Menurut Alpha yang juga pengelola Batik Mahkota,
Di kawasan Laweyan ada Kampung Laweyan, Tegalsari, Tegalayu, Batikan, dan Jongke, yang penduduknya banyak yang menjadi produsen dan pedagang batik, sejak dulu sampai sekarang. Di sinilah tempat berdirinya Syarekat Dagang Islam, asosiasi dagang pertama yang didirikan oleh para produsen dan pedagang batik pribumi, pada tahun 1912.
Bekas kejayaan para saudagar batik pribumi tempo doeloe yang biasa disebut ‘Gal Gendhu’ ini bisa dilihat dari peninggalan rumah mewahnya. Di kawasan ini, mereka memang menunjukkan kejayaannya dengan berlomba membangun rumah besar yang mewah dengan arsitektur cantik.
Kawasan Laweyan dilewati Jalan Dr Rajiman, yang berada di poros Keraton Kasunanan Surakarta – bekas Keraton Mataram di Kartasura. Dari Jalan Dr Rajiman ini, banyak terlihat tembok tinggi yang menutupi rumah-rumah besar, dengan pintu gerbang besar dari kayu yang disebut regol. Sepintas tak terlalu menarik, bahkan banyak yang kusam. Tapi begitu regol dibuka, barulah tampak bangunan rumah besar dengan arsitektur yang indah. Biasanya terdiri dari bangunan utama di tengah, bangunan sayap di kanan-kirinya, dan bangunan pendukung di belakangnya, serta halaman depan yang luas.
Dengan bentuk arsitektur, kemewahan material, dan keindahan ornamennya, seolah para raja batik zaman dulu mau menunjukkan kemampuannya untuk membangun istananya, meski dalam skala yang mini. Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah rumah besar bekas saudagar batik yang terletak di pinggir Jalan Dr Rajiman, yang dirawat dan dijadikan homestay Roemahkoe yang dilengkapi restoran Lestari.
Tentu saja tak semuanya bisa membangun “istana” yang luas, karena di kanan-kirinya adalah lahan tetangga yang juga membangun “istana”-nya sendiri-sendiri. Alhasil, kawasan ini dipenuhi dengan berbagai istana mini, yang hanya dipisahkan oleh tembok tinggi dan gang-gang sempit. Semangat berlomba membangun rumah mewah ini tampaknya mengabaikan pentingnya ruang publik. Jalan-jalan kampung menjadi sangat sempit. Terbentuklah banyak gang dengan lorong sempit yang hanya cukup dilewati satu orang atau sepeda motor.
Tapi di sinilah uniknya. Menelusuri lorong-lorong sempit di antara tembok tinggi rumah-rumah kuno ini sangat mengasyikkan. Kita seolah berjalan di antara monumen sejarah kejayaan pedagang batik tempo doeloe. Pola lorong-lorong sempit yang diapit tembok rumah gedongan yang tinggi semacam ini juga terdapat di kawasan Kauman, Kemlayan, dan Pasar Kliwon. Karena mengasyikkan, menelusuri lorong-lorong sejarah kejayaan Laweyan yang eksotis ini bisa menghabiskan waktu. Apalagi jika Anda melongok ke dalam, melihat isi dan keindahan ornamen semua “istana” di kawasan ini.
Tapi sayangnya satu per satu bangunan kuno yang berarsitektur cantik, hancur digempur zaman, digantikan ruko atau bangunan komersial baru yang arsitekturnya sama sekali tidak jelas. Pemerintah daerah setempat tak bertindak apa pun menghadapi kerusakan artefak sejarah ini. Bahkan bekas rumah Ketua Sarekat Dagang Islam H. Samanhoedi, yang seharusnya dilindungi sebagai saksi sejarah, sudah tidak utuh lagi, bagian depannya digempur habis. Bekas istana Mataram di Kartasura juga dibiarkan hancur berantakan.
Pasar Klewer merupakan salah satu ikon kota solo. Pasar ini setiap harinya sangat ramai di kunjungi oleh para pembeli yang datang dari berbagai kota. Pasar klewer juga termasuk tempat yang bersejarah dan memilki seni yang tinggi. disini dapat kita temui berbagai macam produksi konveksi yang ada di wilayah solo dan sekitarnya. di sini juga banyak di jual batik dari produk dari solo sendiri maupun daerah lain.  Pasar klewer memang tidak bisa di pisahkan dari kerajinan batik solo
Batik Yogyakarta
Asal-usul pembatikan didaerah Yogyakarta dikenal semenjak kerajaan Mataram ke-I dengan rajanya Panembahan Senopati. Daerah pembatikan pertama ialah didesa Plered. Pembatikan pada masa itu terbatas dalam lingkungan keluarga kraton yang dikerjakan oleh wanita-wanita pembantu ratu. Dari sini pembatikan meluas pada trap pertama pada keluarga kraton lainnya yaitu istri dari abdi dalem dan tentara-tentara. Pada upacara resmi kerajaan keluarga kraton baik pria maupun wanita memakai pakaian dengan kombonasi batik dan lurik. Oleh karena kerajaan ini mendapat kunjungan dari rakyat dan rakyat tertarik pada pakaian-pakaian yang dipakai oleh keluarga kraton dan ditiru oleh rakyat dan akhirnya meluaslah pembatikan keluar dari tembok kraton.
Akibat dari peperangan waktu zaman dahulu baik antara keluarga raja-raja maupun antara penjajahan Belanda dahulu, maka banyak keluarga-keluarga raja yang mengungsi dan menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Banyumas, Pekalongan, dan kedaerah Timur Ponorogo, Tulungagung dan sebagainy a. Meluasny a daerah pembatikan ini sampai kedaerah-daerah itu menurut perkembangan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai abad ke-18. Keluarga-keluarga kraton yang mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan seluruh pelosok pulau Jawa yang ada sekarang dan berkembang menurut alam dan daerah baru itu.
Perang Pangeran Diponegoro melawan Belanda, mendesak sang pangeran dan keluarganya serta para pengikutnya harus meninggalkan daerah kerajaan. Mereka kemudian tersebar ke arah Timur dan Barat. Kemudian di daerah-daerah baru itu para keluarga dan pengikut pangeran Diponegoro mengembangkan batik.
Ke Timur batik Solo dan Yogyakarta menyempurnakan corak batik yang telah ada di Mojokerto serta Tulung Agung. Selain itu juga menyebar ke Gresik, Surabaya dan Madura. Sedang ke arah Barat batik berkem-bang di Banyumas, Pekalongan, Tegal, Cirebon.
  1. Batik Jawa Barat
    1. Batik Bogor
    2. Batik Ciamis
    3. Batik Tasikmalaya
    4. Batik Garut
    5. Batik Cirebon
    6. Batik Indramayu
Batik Ciamis
Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX setelah selesainya peperangan Diponegoro, dimana pengikut-pengikut Diponegoro banyak yang meninggalkan Yogyakarta, menuju ke selatan. Sebagian ada yang menetap didaerah Banyumas dan sebagian ada yang meneruskan perjalanan ke selatan dan menetap di Ciamis dan Tasikmalaya sekarang. Mereka ini merantau dengan keluargany a dan ditempat baru menetap menjadi penduduk dan melanjutkan tata cara hidup dan pekerjaannya. Sebagian dari mereka ada yang ahli dalam pembatikan sebagai pekerjaan kerajinan rumah tangga bagi kaum wanita. Lama kelamaan pekerjaan ini bisa berkembang pada penduduk sekitarnya akibat adanya pergaulan sehari-hari atau hubungan keluarga. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti : mengkudu, pohon tom, dan sebagainya.
Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Sampai awal-awal abad ke-XX pembatikan di Ciamis berkembang sedikit demi sedikit, dari kebutuhan sendiri menjadi produksi pasaran. Sedang di daerah Cirebon batik ada kaintannya dengan kerajaan yang ada di aerah ini, yaitu Kanoman, Kasepuahn dan Keprabonan. Sumber utama batik Cirebon, kasusnya sama seperti yang di Yogyakarta dan Solo. Batik muncul lingkungan kraton, dan dibawa keluar oleh abdi dalem yang bertempat tinggal di luar kraton. Raja-raja jaman dulu senang dengan lukisan-lukisan dan sebelum dikenal benang katun, lukisan itu ditempatkan pada daun lontar. Hal itu terjadi sekitar abad ke-XIII. Ini ada kaitannya dengan corak-corak batik di atas tenunan. Ciri khas batik Cirebonan sebagaian besar bermotifkan gambar yang lambang hutan dan margasatwa. Sedangkan adanya motif laut karena dipengaruhioleh alam pemikiran Cina, dimana kesultanan Cirebon dahulu pernah menyunting putri Cina. Sementra batik Cirebonan yang bergambar garuda karena dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo.
Batik Cirebon
Secara umum, batik Cirebon termasuk kedalam kelompok batik pesisiran. Tetapi juga bisa termasuk “Kraton” (Istana) kelompok batik, karena Cirebon memiliki dua istana, Istana Kasepuhan dan Kanoman Palace. Berdasarkan sejarah kedua istana, sejumlah desain batik Cirebonan Klasik yang dilakukan oleh beberapa desa Trusmi sampai hari ini (motif seperti Mega Mendung, Paksinaga Liman, Patran Keris, Patran Kangkung, Singa Payung, Singa Barong, Banjar Balong, Ayam Alas, Sawat penganten, Katewono, Gunung Giwur, Simbar Menjangan, Simbar Kendo, dll).

Karakteristik yang dimiliki oleh batik Cirebon biasanya termasuk motif wadasan (batu), ada unsur dekorasi, bentuk awan di bagian disesuaikan dengan motif utama, warna lebih muda di latar belakang dibandingkan dengan warna garis pada motif utama dan biasanya muncul bersih daripada noda-noda hitam atau warna yang tidak digunakan dalam proses manufaktur, yang disebabkan oleh penggunaan lilin batik-line rusak. Warna dominan adalah biasanya kuning (Sogan scrub), warna dasar, hitam dan krim, atau gelap merah, biru tua, kain hitam dengan warna dasar krem atau putih gading. Beberapa kain latar belakang cenderung dibiarkan kosong tanpa diisi dengan ornament.
Batik Indramayu
Batik Indramayu termasuk dalam jenis Batik Pesisir jika dilihat dari jenis pola-pola yang ada, mayoritas motif batik yang digunakan di Indramayu hadir dalam kegiatan penangkapan ikan di laut. Motif batik di Indramayu banyak mendapat pengaruh besar dari gambar atau motif kaligrafi dari Arab, Cina atau daerah Jawa Tengah / Jawa Timur.
Karakteristik menonjol dari Batik Indramayu adalah ranggam dinyatakan flora dan fauna bahkan, dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Motif Etong, misalnya, menggambarkan berbagai satwa laut yang dibawa pulang oleh setelah ikan laut seperti ikan, udang, cumi, ubur-ubur dan kepiting. Motif Kapal Terdampar menyiratkan bahwa kapal nelayan berada pada batu yang sedang terdampar. Motif Ganggeng, sesuai dengan nama yang menjelaskan jenis rumput laut yang ditemukan di Pantai Utara Jawa.
Sedangkan motif Kembang Gunda adalah tanaman yang tinggal di pesisir pantai dan bisa menjadi lauk pecel. Selain menjelaskan kegiatan di pesisir, batik motif khas Indramayu juga menggambarkan bahwa ada kegiatan sehari-hari seperti Motif Swastika, Motif Merak Ngibing, Motif Kereta Kencana, dan Motif Rombeng Jati. Motif Swastika diilhami oleh masa penjajahan Jepang, menggambarkan simbol kekerasan yang terjadi selama penjajahan Jepang. Merak Ngibing diilhami oleh motif yang indah burung merak. Sementara motif Kereta Kencana merupakan gambaran Raja Wilarodra yang sedang berada di kandang kuda kerajaan.
3.   Batik Jawa Timur
a.  Batik Tulung Agung
b.  Batik Tuban
c.  Batik Madura
Batik Tulung Agung
Batik merupakan tradisi yang mempunyai catatan panjang di Kabupaten Tulungagung. Produk ini awalnya merupakan karya seni tradisional yang kemudian dikembangkan menjadi industri modern.
Hasil batik khas Tulungagung hampir mirip batik Solo maupun Yogyakarta, yakni mengambil motif Mataraman, seperti Sido Mukti, Rujak Sente, Kawung. Tapi disini dapat dikatakatan berbeda karena motif batik dari Tulungagung lebih mengembangkan pewarnaannya yang menonjol yaitu ke arah warna hijau, biru, dan kuning. Selain itu yang membedakan dengan hasil batik tulis daerah lainnya adalah corak khas pesisir yang dijadikan ciri khusus dari hasil produk batik tulis Tulungagung ini. Mulai motif Kawung, Barong, Padas, Kopi Pecah, dan Truntum, merupakan bagian kecil dari ratusan motif batik asli Kabupaten Tulungagung. Keberadaan motif etnik bergaya Ma
taraman kuno ini, disebutkan telah ada sejak puluhan tahun lalu hingga sampai saat ini masih dipertahankan.
Selain mempertahankan motif Mataraman para pengusaha batik di Kabupaten Tulungagung juga membuat motif-motif kreasi tanpa meninggalkan ciri khas batik Tulungagung, hal ini dimaksudkan untuk menarik para konsumen. Ataupun juga tidak memproduksi motif batik secara masal akan tetapi hanya membuat satu jenis saja
dan biasanya sesuai dengan pesanan dari pembeli yang datang. Hal inilah yang bisa membuat batik tulis Tulungagung lebih mempunyai nilai eklusive7441.
Usaha batik ini tersebar di Kecamatan Kauman, dan juga Kecamatan Kedungwaru dengan jumlah lebih dari 50 unit usaha yang tersebar di kawasan tersebut.
Batik Tuban
Keberadaan profesi pengrajin batik tulis tradisional sekarang ini hampir-hampir merupakan pekerjaan yang telah banyak ditinggalkan oleh banyak orang, karena ketrampilan yang dibutuhkan dianggap tidak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai pengrajin batik tulis, sehingga hanya dari tangan-tangan terampil para pengrajinlah kita dapat menikmati suatu karya budaya yang bernilai seni tinggi.
Batik tulis tradisional Tuban adalah suatu karya budaya yang keberadaannya sampai sekarang masih diterima oleh masyarakat.sebab disamping nilai estetik yang ditampilkannya cukup tinggi, juga kandungan nilai budaya dalam karya ini tampak jelas, sehingga batik tulis tradisional Tuban ini merupakan suatu produk yang memiliki kekhasan tersendiri.
Mengingat semakin menipisnya kemauan anggota masyarakat menekuni profesi ini karena dianggap tidak komersil, maka potensi dan keberadaan produk tradisonal ini perlu dilestarikan bahkan perlu dikembangkan.
Sejarah Batik Tulis Tradisonal Tuban
Tuban sebagai salah satu wilayah di bagian Timur dari pulau jawa, memiliki satu corak kebudayaan yang unik, mengapa? Karena dalam sejarah wilayah ini telah masuk 3 tata nilai kebudayaan yang saling mempengaruhi, dan sampai sekarang kebudayaan ini masih tetap eksis dan sama-sama berkembang, tanpa membuat salah satu kebudayaan ini tersingkir. Ketiga kebudayaan tersebut adalah
1. Jawa, yang meresap saat wilayah ini dalam kekuasaan jaman Majapahit (abad XII-XIV)
2. Islam, karena diwilayah ini hidup seorang ulama yang ternama yaitu Sunan Bonang (1465-  1525 M)
3. Tiongkok(cina), karena di Tubanlah para sisa lascar tentara kubalai khan melarikan diri dari kekalahannya pada saat menyerang Jawa di awal abad XII, hingga kini masyarakat keturunan ini banyak bermukim di Tuban.
Proses interaksi ketiga kebudayaan ini berlangsung sekian lamanya hingga sekarang dan sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat Tuban sampai kini.
Motif Batik Tulis Tradisional Tuban, apabila di cermati, terlihat betapa motif-motif tersebut sangat dipengaruhi nilai-nilai budaya jawa, islam, dan tiongkok. Gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban jelas terlihat pengaruh dari budaya tiongkok, karena gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut Nampak adalah burung”Hong”yang jelas tidak terdapat di wilayah Tuban.
Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis Tuban terlihat pada motif dengan nama yang religious seperti kijing miring.
Dahulu batik tulis ini hanya digunakan untuk upacara-upacara tradisional masyarakat Tuban seperti sedekah bumi, pernikahan, pemakaman.
Pada perkembangan jaman, sekarang ini penggunaan batik tulis Tuban tidak hanya untuk upacara-upacara adat, namun telah meluas pada penggunaannya seperti ; taplak meja, sarung bantal, dekorasi, hiasan dinding, model baju modist baik untuk pria dan wanita.
Dari hal-hal tersebut diatas jelaslah bahwa batik tulis tradisional Tuban yang memiliki ciri khas yang unik sangat perlu untuk dilestarikan keberadaannya apalagi potensi pengembangannya sangat prospektif.
Batik Madura
misalnya, punya ciri khas tersendiri.  Sebagai pulau penghasil garam mempunyai ciri khas warna-warna yang cerah dan motif yang beragam menunjukkan karakter masyarakat lokal. Warna batiknya adalah warna-warna berani, mulai dari merah, hijau, kuning dan biru. Batik Madura menggunakan pewarna alami sehingga warnanya cukup mencolok. Motif batik Madura berbeda karena pengaruh dari daerah pinggiran, seperti gambar burung.
Batik Madura juga memiliki cerita masing-masing. Misal, batik tipe Tasik Malaya diadopsi dari cerita penantian seorang istri terhadap suaminya. Kemudian terdapat pula cerita tentang panji suci, nyiur melambai, tar poteh yang memiliki latar putih bermakna sebagai kesucian seorang wanita serta cah keneh yaitu perempuan cantik dari Cina.
Kebanggaan menjadi Indonesia itu dapat diwujudkan antara lain melalui kecintaan terhadap karya seni Indonesia berupa musik, kecintaan terhadap cita rasa Indonesia dalam aneka hidangan Indonesia, dan juga kecintaan terhadap batik sebagai corak khas busana nusantara yang dapat ditemui di banyak daerah di Indonesia.

4.  Batik Bali

Batik Bali, Perkawinan Motif “Dalam” dan “Luar”


Memang masih relatif baru, namun perkambangan industri batik di Bali begitu pesat. Barangkali karena Bali menyimpan banyak potensi motif dan desain lokal. Puluhan desain batik khas Bali telah lahir. Dari yang berharga murah hingga yang selangit. Sejauh ini, harga pasaran rata-rata batik tulis yang beredar di Bali Bali yang berkualitas bagus berkisar antara Rp 350 ribu hingga Rp 2 juta. Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami seperti yang dibuat oleh Ida Ayu Pidada (dengan merek “Batik Wong Bali”) atau oleh A.A. Inten Trisna Manuambari (dengan merek “Diamanta”).
Itu yang berkualitas “wah”. Kalau yang berkualitas busana hari-hari, harganya tidak sampai setinggi itu. Paling-paling kisarannya antara Rp. 15 ribu hingga Rp. 75 ribu.
Batik sendiri merupakan hasil kerajinan yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak berabad-abad lalu, khususnya di Jawa. Istilah “batik” konon berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “nitik”yang berarti membuat titik. Secara bebas, kata “batik” merujuk pada teknik pembuatan corak dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna berupa malam (wax), yang diaplikasikan di atas kain. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, dan wol. Jika ada kain batik yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik di atas kain tersebut dinamakan kain bercorak batik, bukan kain batik. Kain macam itu biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak.
Di oko-toko kerajinan dan toko kain di Bali, banyak dijual kain batik dengan berbagai corak dan kualitas. Untuk memudahkan memilih agar sesuai antara uang yang kamu keluarkan dengan kualitas barang yang kamu dapatkan, kenalilah terlebih dahulu jenis-jenis batik yang ada. Sekali lagi, dari segi teknik pembuatannya, ada empat jenis kain batik yang dijual orang, yaitu: batik tulis, batik cap, batik kombinasi tulis-cap, batik printing, dan batik cabut (perpaduan teknik printing dan tulis).
Untuk mengetahui apakah sehelai kain batik yang kamu pegang merupakan batik tulis atau yang lain, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan antara lain:
  • Motif pada batik tulis meskipun polanya sama tapi bentuknya tidak pernah sama persis (asimetris). Ada bagian yang lebih kecil atau lebih besar dari gambar yang lain.
  • Aksen dalam setiap gambar tidak sama besarnya
  • Motif batik tulis asli biasanya memiliki aroma yang khas, warna yang digunakan berasal dari kulit-kulit kayu, dan bahan alami lainnnya.
  • Kain Mori yang dipakai biasanya lebih berat dibanding mori untuk jenis batik lainnya.
5.   Batik Sumatra
Batik Tanah Liek, Batiknya Sumatera Barat
Wirda Hanim mengangkat  kembali pesona  batik tanah liek.Bila dulu batik ini dibawa dari Cina, kini ia memproduksinyadi Ranah Minang.
Batik ini disebut batik tanah liek, karena batik yang asalnya dari Sumatera Barat itu salah satu pewarnanya adalah tanah liek, yaitu tanah liat. Ada bermacam-macam sumber pewarna alam lainnya. Ada yang dari kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, daun jerame dan masih banyak akar-akar lainnya yang juga digunakan. Sejumlah pewarna alam ini adalah hasil penemuan Wirda Hanim yang sudah berulang-ulang  kali dicoba.
Untuk mengetahui cara membuat pewarna alam, Wirda Hanim sempat belajar ke Yogyakarta. Setelah kembali ke Padang, ia mengolah lagi dan tak bosan-bosannya melakukan eksperimen berulang kali dengan memanfaatkan bahan alam yang ada di sekitarnya. Kerja keras serta upayanya itu tidak sia-sia. Pada 2006, ia mendapat Upakarti dari Presiden.
Sebelum terjun sebagai perajin batik,  mulanya Wirda  adalah perajin sulam dan bordir. Ceritanya suatu hari ia menghadiri acara pesta  Di sana ia melihat ada seorang wanita tua mengenakan batik tanah liek yang sudah lusuh. Wirda ingin sekali agar batik lusuh itu dapat cerah seperti sedia kala. Tapi ia tidak tahu caranya. Rasa ingin tahunya mengenai batik semakin menggebu. Wirda jadi  `jatuh hati` pada batik. Tak kepalang tanggung, ia belajar membatik di Yogyakarta. Karena ternyata tidak mudah, akhirnya ia memboyong pembatik asal Jawa Tengah itu ke Padang. Oleh Wirda sejumlah ibu rumah tangga di sekitar rumahnya dikumpulkan untuk belajar membatik. Akhirnya sampai kini mereka jadi pandai membatik. Para ibu rumah tangga inilah adalah bagian dari 50 perajin batik yang bekerja untuk Wirda. Selain mereka, Wirda mempekerjakan kaum pria untuk bagian pencelupan warna dan melorot..
Menurut Yanti, yang sehari-harinya dipercaya di bagian penjualan, Wirda Hanim satu-satunya perajin batik di Padang yang menggunakan pewarna alam.  “Selain sudah pernah pameran di berbagai kota besar, Ibu pernah pameran di luar negeri, yang saya tahu sekali di Afrika.”jelas Yanti.
Batik Tanah Liek menurut sejarahnya berasal dari Cina yang dibawa oleh pedagang  Cina. Karena indahnya wanita Minang memanfaatkan batik ini untuk selendang. Harganya tergolong mahal Sehingga hanya digunakan pada acara-acara tertentu saja. Pada acara itu pun hanya dipakai oleh ninik mamak dan bundo kanduang, atau panutan adat.  Selendang ini selalu dipertahankan oleh orang Minang sebagai kerajinan peninggalan nenek moyang.
Oleh Wirda kini Batik Tanah Liek didesain dengan aneka ragam. Selendang kisaran harganya dari Rp 100 ribu sampai Rp 1 juta. Termahal sarimbit dengan bahan tenun sutra ATBM sampai Rp 3 juta. (Naskah: Ria Clara/foto:Nugi)

batik jogja

Batik Indonesia akan Di Patenkan

batik2 200x200 Batik Indonesia akan Di PatenkanIndonesia memiliki produk yang khas yaitu batik. Namun, batik Indonesia beberapa tahun terakhir menghadapi persaingan ketat dengan produksi dari sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand, Singapura, Afrika Selatan dan Polandia. Apalagi mereka menggunakan teknologi yang lebih canggih hingga mampu memproduksi batik dengan cepat dan harganya pun lebih murah.
Menurut Ketua Yayasan Batik Indonesia Ibu Jultin Ginandjar Kartasasmita sebagaimana dikutip oleh harianterbit.com, selama ini Batik Indonesia digarap maksimal oleh UKM (Usaha Kecil Menengah) sebagai andalan diantara komoditi tekstil nasional yang meningkatkan pendapatan masyarakat.
Didampingi Ibu Poppy Puspitasari Hayono Isman, Ny Mariana Sutandi dan Pimpinan PT Mediatama Binakreasi, Jultin Ginandjar mengatakan lewat ajang Gelar Batik Nusantara 19 September 2007 batik khas Indonesia akan dipatenkan dengan logo Batik Indonesia.
“Namun memang perlindungan Hak Intelektual Batik Indonesia diakui belumlah maksimal. Karena itu segara dibuatkan Batikmark dengan logo ‘Batik Indonesia’. Ini akan jadi pembeda antara batik cap, batik tulis dan batik kombinasi tulis dan cap serta tekstil dengan motif batik,” ujar Jultin Ginandjar, kemarin.
Ia mengatakan usaha kerajinan Batik Indonesia mencapai 48.287 unit dengan menyerap tenaga kerja 792.300 orang setara dengan nilai produksi Rp2,9 triliun dan nilai ekspor US$110 juta berlokasi di 17 provinsi sebagai basis produksi.
Menurutnya, agar generasi muda lebih mencintai batik asal negeri sendiri, maka harus diupayakan agar Batik menjadi salah satu kebanggaan. “Batik harus dijadikan high fashion dunia. Harus dijadikan trend dan yang digandrungi kaum muda,” tambahnya.
Sedangkan dari sisi internal usaha seperti kaitan dengan penggunaan teknologi modern, Jultin menegaskan pentingnya menjaga agar limbah batik dikelola dengan baik.
Untuk itu, kata dia, sangat perlu dukungan para instansi terkait lainnya seperti Departemen Perindustrian, pemda serta pemerhati batik lainnya.
“Dukungan juga perlu saat mensosialisasikan penggunaan zat warna alami. Sehingga mutu dan kualitas produk lebih unggul agar persaingan dapat diikuti.”
Ia menambahkan peserta UKM batik tahun sebanyak 400 perusahaan yang akan menempati 353 stan di Balai Sidang Jakarta Convention Center

batik jogja

Batik merupakan salah satu wujud kebudayaan nusantara dan juga sebagai salah satu warisan dunia yang dihasilkan dari bangsa Indonesia. Batik merupakan kain yang dihiasi oleh motif-motif yang memiliki ciri khas tertentu yang dibuat dengan tangan dengan teknik tertentu. Berikut kutipan dari wikipedia mengenai Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.

Batik juga merupakan sebuah tradisi turun temurun. Sehingga terkadang suatu motif dapat dikenali berasal dari suatu daerah atau keluarga tertentu, Sebagai contoh motif tradisional hanya dipakai oleh keluarga keraton atau Batik cirebon yang bermotif mahluk laut. Saat ini Batik telah dikenali dunia dan dianggap sebagai salah satu warisan dunia dan telah diakui oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization).

Perkembangan Batik juga kian membaik yang tadinya hanya digunakan untuk pakaian keluarga istana kemudian menjadi pakaian yang digunakan oleh rakyat dan digemari baik pria maupun wanita. Batik pertamakali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto pada waktu itu beliau mengenakan Batik saat menghadiri Konferensi PBB.

Namun, Sangat disayangkan budaya dan warisan Nusantara ini sempat diakui oleh Negeri tetangga menurut saya ini dikarenakan rasa sayang dan simpati kaum muda yang tidak bangga dan percaya diri dengan produk sendiri, mereka lebih suka memakai baju dengan merk dan produk luar ketimbang menggunakan Batik itu sendiri. Dan yang lucunya adalah ketika rakyat mengetahui batik telah diakui oleh negri tetangga barulah panik dan ada juga yang semangat mengajak perang dengan Negeri tetangga. Wah mengerikan bukan.

Sudah selayaknya kita kaum muda untuk menggunakan dan melestarikan salah satu budaya kebanggaan Indonesia ini. Semua ini belum terlambat. Negri lainnya boleh mengklaim Batik milik mereka namun jika kita sebenarnya pemilik Batik itu seberarnya mampu membuktikan, mencintai dan bangga menggunakan Batik itu sendiri. Dengan sendirinya Mereka dan dunia akan tau siapa pemilik Batik sebenarnya.

Ada banyak hal yang kita dapat lakukan mulai dari menggunakan, mengenalkan Batik kepada orang lain dan juga lebih baik lagi kita tidak hanya bangga menggunakan Batik tapi juga bangga menjadi pembatik itu sendiri. Ini tidak berlaku hanya untuk budaya Batik saja namun juga untuk budaya-budaya kebanggaan Indonesia lainnya, Agar tidak ada lagi pengakuan dan perampasan budaya oleh negeri lain. Apakah benar-benar salah jika negeri lain mengambil milik kita yang sebenarnya kita sendiri telah atau hampir lupa memilikinya? Mari kita pikirkan kembali.

Ya, inilah warisan budaya Nusantara yang sempat menjadi “kontroversi” dengan negara tetangga. Batik adalah salah satu  Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi yang telah diakui oleh badan kebudayaan PBB yaitu UNESCO. Banyak sekali corak batik yang ada di Indonesia ini, seperti batik Toraja, Flores, Jawa, Papua, dll. Batik memang telah mendunia, bahkan Bill Gates  bos Microsoft yang kaya raya itu saja tidak malu memakai batik.

batik jogja

batik
Sebelumnya kami akan membahas dulu tentang apa itu batik:
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.
Karena batik telah disahkan sebagai warisan kebudayaan bangsa Indonesia, maka tgl 2 Oktober dicanangkan sebagai Hari Batik Nasional. Setiap warga pada hari itu ramai-ramai memakai batik. Seiring dengan kemajuan dunia teknologi, banyak orang melakukan pembelian batik di internet atau sering dikenal dengan istilah belanja batik online.
Sebelum Anda melakukan belanja batik online, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Kunjungilah situs-situs yang terpercaya, dalam arti Anda bisa belanja batik di  toko online yang terpercaya. Anda bisa melihat dari testimonial atau komentar-komentar para pelanggan yang puas ketika membeli batik di toko online tersebut. Selain itu, Anda bisa melihat juga pelayanan dan pengiriman yang dilakukan toko online itu apakah tepat waktu seperti yang dijanjikan.
2. Belanjalah di toko online yang bisa memberikan garansi atas batik yang Anda beli. Maksudnya apabila ada kerusakan atau kesalahan corak di batik yang Anda beli, Anda bisa meminta ganti rugi atau penukaran barang dengan bebas ongkos kirim kepada toko online ini.
3. Simpanlah bukti pembayaran setelah Anda belanja batik online di toko tersebut. Dengan adanya bukti pembayaran ini, Anda bisa melakukan komplain sewaktu-waktu kepada toko online tersebut.